Sejarah kehadiran dinasti Bakrie di Arema telah dimulai dari sejak awal pendirian tim berjuluk “Singo Edan” itu pada 1987. Arema dikabarkan sempat menerima bantuan Rp 61 juta dari Nirwan Dermawan Bakrie. Ini jumlah yang lumayan besar pada waktu itu. Sedangkan Andi Darusalam Tabusala, yang merupakan orang kepercayaan Bakrie, juga terhitung sebagai salah satu pendiri Arema. “Tangan” Bakrie tidak berhenti di situ saja. September 2009, Arema Malang nyaris bubar. Pemilik Arema, PT Bentoel Indonesia, mendadak menarik diri.
Perubahan kepemilikan di Bentoel dikabarkan menjadi biang keladinya. British American Tobacco, pemilik baru perusahaan rokok itu, melarang Bentoel mengurus klub olahraga. Arema pun kelimpungan. Satu-persatu orang Bentoel di Arema mulai mengundurkan diri. Berbagai skenario penyelamatan dicoba, salah satunya adalah menjajaki merger dengan saudaranya, Persema Malang. Belakangan rencana merger ini buyar di tengah jalan. Arema terancam tak bisa mengikuti kompetisi Liga Indonesia 2009/2010.
Majalah Tempo edisi Januari 2011 menulis, ketika krisis itulah ikatan lama antara keluarga Bakrie dan Arema hidup kembali. Gelontoran dana Rp 4,5 milyar untuk Arema dari Irjen Nirwana di awal musim mempertegas kedekatan antara Arema dan keluarga Bakrie. Irjen Nirwana sendiri adalah perusahaan pengembang perumahan milik Grup Bakrie. Lanjutnya Tempo menulis, keterlibatan Andi dan Nirwan inilah yang -mau tak mau_ membuat Arema disegani klub lain. “Mana ada yang berani menganggu Arema?,” kata seorang pengawas pertandingan. Mungkin karena faktor inilah yang menyebabkan adanya hembusan desas-desus bahwa Arema adalah klub “kesayangan” di pentas Liga Indonesia kala itu. Bahkan ada sebutan sebagai “antek Bakrie” terhadapnya. Kini, setelah Arema diakusisi secara resmi oleh Grup Bakrie, maka makin mempertegas alur sejarah dinasti Bakrie di tim Arema Malang. Dari awal berdiri hingga saat ini, tim “kota apel” itu tak pernah lepas dari adanya peran tangan Bakrie di dalamnya. Dengan demikian, wajar jika Aremania mengucapkan terima kasihnya kepada Bakrie. Adapun apakah tim Arema ini akan dijadikan “kendaraan politik” oleh Bakrie, maka biarkan waktu yang akan menjawabnya. Salam berang-berang. Selamat menikmati hidangan. Ditulis sebagai tanggapan atas “nyanyian” terima kasih Bakrie oleh Aremania pada saat pertandingan uji coba antara Arema Malang dengan Persegres Gresik, Minggu, 28/10/2012.
Dan akhirnya nama AREMA INDONESIA berubah menjadi AREMA CRONUS
Nama Arema Cronus akan dipakai tim Singo Edan untuk mengarungi kompetisi Indonesia Super League mendatang. Sebagai langkah sosialisasi, manajemen sudah mulai memasang jadwal laga ujicoba Arema di tempat strategi di kota Malang, plus umbul-umbul yang juga dipasang dijalanan kota Malang.
Kemudian Warna jersey baru Arema Cronus Indonesia yang didominasi warna kuning menuai kekecewaan dari Aremania dan Aremanita. Pasalnya, warna kebesaran Arema yakni warna biru mulai terkikis tergantikan warna kuning.